Seseorang yang Tak Bisa Senyum Jangan Membuka Toko
Oleh Tim AndrieWongso
Pelayanan Yang Perima Bisa Meningkatkan Penjualan Karena
Itu, Berikanlah Senyuman Kepada Pelanggan, agar Kita Bisa Memenangkan
Persaingan
Dalam pasar dengan model persaingan yang
sempurna, misalnya seperti deretan toko handphone di satu kawasan, tentu
persaingan yang terjadi sangat sengit. Adu harga, adu kualitas, adu merek, dan
berbagai strategi diskon sering dilakukan untuk meraih pelanggan. Begitu juga
misalnya di deretan toko yang menjual bunga, pusat kuliner, dan aneka ruang
usaha lain yang sejenis.
Tapi, pernahkah kita memperhatikan, satu toko terlihat lebih
menonjol daripada yang lain? Padahal, barang yang dijual hampir sama persis.
Model dan merek yang disediakan pun nyaris tak ada beda. Lantas, apa yang
menjadikan toko tersebut lebih laris dan kelihatan menonjol dibandingkan yang
lain? Barangkali, ada banyak faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut.
Tapi, dari sekian banyak, pasti ada toko atau restoran yang memiliki pelayanan
yang lebih baik daripada yang lainnya. Entah layanan paling cekatan, lebih
ramah, lebih murah senyum, atau memiliki aneka macam kelebihan lain yang tak
dimiliki pesaingnya.
Kondisi ini mirip dengan ungkapan sederhana, "seseorang
yang tak bisa senyum jangan membuka toko". Dalam banyak bisnis, pelayanan
memang nomor satu. Pelayanan ini bisa diwujudkan dalam berbagai macam
program. Ada yang “sekadar” memberikan layanan dengan sapaan khas penuh
keakraban, ada yang memberikan program bonus, ada yang memberikan aneka macam
fasilitas yang membuat nyaman pembelinya. Dalam hal ini, maka “senyum” yang
diberikan bisa diaplikasikan dalam aneka hal—yang intinya—memberikan kepuasan
bagi pelanggan agar bisa datang dan datang lagi.
Salah satu bentuk pelayanan yang bisa dijadikan
pelajaran adalah bagaimana restoran cepat saji Pizza Hut merespons
masuknya aneka produk pizza lain yang makin menjamur. Salah satu pesaing yang
muncul belakangan dan langsung cepat terkenal adalah Domino Pizza. Dengan
mengandalkan layanan antar, Domino cukup cepat mendapat tempat di mata
pelanggan. Apalagi, mereka menjamin layanan pizza yang masih fresh sampai
cepat dan tepat waktu ketika dipesan. Inilah satu bentuk “senyum” yang
diberikan, yakni dengan memberikan layanan antar yang sangat memudahkan
pelanggan.
Tentu, Pizza Hut segera mengambil pelajaran. Jika sebelumnya
layanan antar mereka buat dengan kondisi yang “apa adanya”—terutama karena
keterbatasan lokasi restoran yang belum cukup tersebar rata—Pizza Hut kemudian
melakukan terobosan. Mereka membuat PHD atau Pizza Hut Delivery dengan model
restoran lebih kecil namun tersebar lebih merata. Mereka juga mengkhususkan
diri pada pizza dengan model layan antar lebih cepat. Hebatnya, mereka berani
menjanjikan bonus pizza gratis jika pesanan belum datang lebih dari 30 menit.
Inilah salah satu “senyuman” yang ditawarkan PHD untuk memikat pelanggan.
Hasilnya? Saat ini, PHD makin populer untuk memberikan
solusi bagi pesanan orang yang kelaparan. Sebab, hanya dengan menelepon, tak
sampai 30 menit, makanan datang dalam kondisi masih hangat dan fresh.
Kembali ke pengertian seseorang yang tak bisa senyum jangan
membuka toko, inilah bentuk-bentuk senyuman yang bisa dilakukan produsen untuk
memenangkan persaingan. Dalam hal ini, semakin prima pelayanan, maka
orang pun akan lebih mudah menjadi pelanggan setia. Sebaliknya, jika tak
ada “senyuman”, hampir bisa dipastikan, orang pun akan menjauh. Di sini
jugalah, kemasan menjadi salah satu bentuk “senyuman” yang bisa memenangkan
persaingan. Tak jarang, berbagai macam produk di dunia, dikemas dengan bentuk
yang unik, lucu, bahkan bisa dikoleksi. Atau, kemasan itu juga bisa dibentuk
melalui berbagai program komunikasi, baik melalui media iklan, media sosial,
hingga berbagai jenis anekarupa kegiatan—yang intinya—membuat pelanggan senang,
termanjakan, dan selalu merasa diberikan senyuman terbaik.
Jika senyuman itu bisa terus konsisten diberikan,
dampaknya bisa jauh lebih efektif. Tak jarang, para pelanggan malah bisa
menjadi marketing atau pemasar gratis yang ikut mempromosikan produk kita
karena merasa puas ketika mendapatkan “senyum” dari kita.
Tentu, semua itu tak lepas dari kualitas produk itu sendiri.
makin bagus pelayanan, jika tidak disertai dengan menjaga dan meningkatkan
kualitas produk, bisa jadi pelanggan tak kan bertahan lama. Karena itu, terus
jaga pelayanan, jaga kualitas produk. Dengan cara itu, “senyum” yang diberikan,
tak akan sia-sia.
Jadi, sudah senyum dengan cara apakah kita pada
pelanggan hari ini?
Sumber: http://www.andriewongso.com/articles/details/5707/Seseorang-yang-Tak-Bisa-Senyum-Jangan-Membuka-Toko