Sponsor

21 Okt 2011

KESUKSESAN DAN UANG


Sepertinnya sulit bagi kita memutuskan apa uang adalah sesuatu yang baik atau buruk. Ketika seseorang digambarkan sebagai orang yang sukses, sering kali diartikan bahwa dia adalah orang kaya. Oleh karena itu uang pasti merupakan hal yang baik. Tapi kata orang, uang tidak dapat membeli kebahagaiaan. Jadi uang merupakan hal yang buruk. Orang kaya memberikan kontribusi milliaran juta dolar setiap tahunnya untuk hal-hal yang bermakna. Jadi uang merupakan hal yang baik. Tapi bukankah sering kita mendengar bahwa uang adalah sumber dari segala kejahatan? Nah, sekarang kita katakana uang adalah hal yang buruk lagi. Orang yang tidak kaya sering mencela yang orang kaya, tapi mereka sendiri pasti ingin menjadi kaya. Jadi, bagaimanakah uang itu, baik atau buruk?
Bukan keduannya. Akan tetapi karena kita hidup dalam sebuah masyarakat yang sering menyamakan uang dengan kesuksesan, maka kita perlu menelaahnnya. Beberapa mitos uang perlu diklarifikasi, dan perlu di tempatkan pada sudut pandang yang lebih pas. Ada dua poin yang saya kemukakan mengenai uang:

1. Uang Bukan Sesuatu Hal Yang Buruk
Tidak ada yang salah dengan uang. Tidak ada salahnya orang menginginkannya, dan tidak ada salahnya mempunyai uang, bahkan memilikinya dalam jumlah yang sangat besar. Kuncinnya adalah bagaimana kita memperolehnya dan apa yang akan kita lakukan dengan uang. Kalau diperoleh dengan jujur dan digunakan dengan bijaksana, uang bisa menjadi sumber untuk hal-hal yang baik. Dapatkah uang membeli kebahagiaan? Siapapun yang mengatakan itu,barang kali tidak pernah memiliki uang dalam jumlah cukup. Saya pikir Pearl Bailey memberikan gambaran yang terbaik saya ketika mengatakan, “Sayangku, aku pernah menjadi kaya dan miskin. Kukatakan kepadamu, menjadi kaya itu lebih baik. Menjadi kaya bukanlah sesuatu illegal atau tidak bermoral tetapi menjadi kaya bukan segalannya.

2. Uang Bukan Satu-Satunya Ukuran Menjadi Sukses.
Salah satu contoh yang saya buat ini bisa lebih membantu kita untuk memahami maksudnya, sekandal Enron, yang merupakan salah satu perusahaan terbaik dunia, dan pernah berada di puncak kejayaan dunia. Tapi mereka terjungkal karena cara-cara pencapaiannya. Kerajaan bisnis mereka hanya tinggal puing-puingnya saja. Dan akibat dari apa yang dikatakan majalah Newsweek sebagai “ketamakan para ekskutif” dan “greedy, go-for-brokeethos” ( serakah, segala sember daya diarahkan karyawan yang tidak berdosa dan investor kehilangan pekerjaan mereka dan sebagian besar tabungan hari tua mereka. Dan masih banyak lagi contoh yang bisa kita lihat disekitar kita.

Inilah yang terjadi apa bila kita kehilangan sudut pandang mengenai uang. Terjadilah penyimpangan dalam kehidupan. Bukan hanya masuk penjara, bangkrut, tapi mereka juga banyak menghabiskan waktu mereka utntuk mengejar sang dolar yang maha kuasa. Banyak orang yang berhasil mendapatkan uang dalam jumlah banyak dan berhasil mempertahankannya, menemukan kekosongan dalam hidup mereka. Kelompok Tom Petrest melakukan wawancara dengan para ekskutif bisnis, hamper setengahnnya mengatakan walaupun mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk berjuang mendapatkan target keuangan mereka, kehidupan mereka kelihatan kosong dan tak berarti. Enam puluh delapan persen dari ekskutif senior tersebut mengatakan mereka telah menelantarkan kehidupan keluarga mereka untuk mengejar target-target propesional mereka.
 Orang-orang ini mempunyai uang, kekayaan, kekuasaan dan status. Kenapa mereka tidak bahagia? Karena memiliki semua itu tidak sama dengan kesuksesan. Mereka telah kehilangan pengelihatan tentang esensi kehidupan. Mereka telah ketagihan, dan menjadi budak uang dan segala sesuatu yang menyertainnya. Dalam proses memprolehnya, mereka telah merusak kehidupan mereka sendiri dan juga kehidupan orang lain. Kesuksesan adalah lebih dari sekedar menghasilkan uang. Terlalu menekankan pada betapa pentingnnya adalah sama dengan menghindarkan diri kita dari hal-hal lain yang dapat membuat kehidupan jauh lebih menarik, bermakna, dan memuaskan.

Sumber: buku Life’s Greatest lessons

Tidak ada komentar:

Posting Komentar