Sponsor

30 Nov 2011

MENEMUKAN TUJUAN HIDUP DENGAN FORMULA 7

Untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini diciptakan dengan suatu tujuan. Semua teknologi, fasilitas, dan berbagai macam benda yang ada di sekeliling Anda memiliki tujuan dalam penciptaannya. Ketidaktahuan akan tujuan akan mengakibatkan penyimpangan terjadi. 

Hidup Anda juga bukan kebetulan di dunia ini melainkan ada tujuan yang jelas yang harus Anda temukan agar tidak terjadi penyimpangan. Mengetahui tujuan akan menolong hidup Anda dalam mengarahkan fokus serta berfungsi secara maksimal. Tujuan hidup Anda erat kaitannya dengan Anda akan menjadi apa, apa yang Anda akan kerjakan, dimana Anda akan berada, dan apa yang Anda akan miliki.

Saya mencoba membuat suatu formula untuk membantu orang-orang menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut saya namakan Formula 7 Si, yaitu diambil dari 2 huruf belakang yang merupakan akhiran setiap kata. Ini merupakan hasil perenungan pribadi dan sharing dengan beberapa orang yang kesulitan menemukan tujuan hidup mereka. Formula tersebut antara lain:
  1. Meditasi, disini bukanlah kegiatan pengosongan pikiran melainkan suatu aktifitas perenungan mendalam akan hidup Anda dan disertai doa. Ini menolong Anda memasuki suatu kesadaran diri dan menyadari kehadiran The Creator (Sang Pencipta) yang telah merancang kehidupan Anda untuk suatu pekerjaan baik yang perlu Anda penuhi. Penemuan tujuan hidup harus dimulai dari Tuhan yang menciptakan kehidupan ini. Di dalam meditasi kita mengambil waktu tenang dan mulai berdoa meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan master plan (rancangan kehidupan) kita yang seharusnya kita penuhi. 
  2. Obsesi, temukan apa yang menjadi obsesi Anda selama ini. Ini semacam suatu hasrat yang berkobar dalam diri Anda untuk menjadi, melakukan dan memiliki sesuatu yang bermakna. Obsesi merupakan sekumpulan keinginan, ambisi, impian, cita-cita, dan harapan yang Anda miliki. Bertahun-tahun yang lalu saya selalu terobsesi untuk menjadi seorang pembicara yang menginspirasi banyak orang dan memiliki pengaruh yang positif. Saya hargai obsesi tersebut sehingga obsesi itu menuntun saya selangkah demi selangkah menuju pada gambaran yang semakin jelas untuk diraih. Mungkin Anda sudah sering terobsesi namun Anda coba mengabaikannya karena merasa itu kayaknya cuma hasrat biasa. Saat ini Anda perlu menghidupkan kembali obsesi tersebut. Obsesi Anda secara umum mungkin bisa berupa menjadi seorang pengusaha, penyanyi, aktivis sosial, olahragawan, atau konsultan. Anda mungkin ingin melakukan suatu pekerjaan yang bernilai tinggi atau memberi hasil yang memuaskan. Anda mungkin ingin memiliki suatu prestasi yang besar, penjualan yang hebat, posisi yang baik atau jaringan yang luas. Apapun itu bentuknya temukan hasrat inti Anda yang terdalam. 
  3. Imajinas, apa yang sering Anda bayangkan saat menutup mata? Apa yang sering menjadi khayalan Anda? Perhatikan kembali semua hal yang sering Anda bayangkan atau khayalkan sehari-hari dalam hidup Anda. Karena bisa saja diantaranya ada tujuan Anda di situ. Bebaskan imajinasi Anda membayangkan seperti apa kehidupan yang Anda inginkan di masa depan. Jangan pernah membatasi imajinasi Anda untuk membayangkan hal-hal yang besar. Banyak orang tidak berani melakukan ini hanya karena melihat keterbatasan kondisinya sekarang. Pembicara kepemimpinan A.R Bernard pernah berkata, "Imagination is preview of our future" Imajinasi adalah pendahuluan dari masa depan kita. Berarti jika seseorang tidak memiliki imajinasi akan gambaran masa depannya, maka kemungkinan besar dia akan memiliki masa depan yang tidak jelas juga.
  4. Sensasi, saya selalu menemukan sensasi dalam diri saya saat ke toko buku, mendengarkan program CD audio personal development ataupun menghadiri acara seminar-seminar. Hal-hal tesebut membangkitkan gairah saya ketimbang mendengarkan musik atau hadir ke acara konser. Tapi mungkin bagi orang lain hal ini bisa saja berlaku sebaliknya. Ternyata mengetahui sensasi dalam diri saya menolong saya untuk menemukan arah tujuan. Saya makin mengerti bahwa tujuan hidup kita selalu disertai dengan sensasi atau gairah yang besar di dalam diri kita akan hal tersebut. Bahkan hal ini terkadang bisa mempengaruhi kita secara emosi dan fisik. Rasakan hati Anda dan temukan apa yang menjadi minat Anda lebih dari hal yang lainnya. Itu bukan kebetulan melainkan ada alasan di balik itu. Tanyakan diri Anda sendiri kira-kira hal-hal apa saja yang dapat membuat Anda begitu merasa hidup dan bergairah? Apakah yang Anda kerjakan sampai kadang tidak ingat waktu? Ada orang yang bergairah akan segala sesuatu yang berhubungan dengan otomotif, ada yang bergairah dengan musik, ada yang bergairah dengan sepak bola, ada yang bergairah dengan urusan saham, ada yang bergairah dengan kegiatan keagamaan, ada juga yang bergairah dengan hal masakan. Sensasi dalam diri Anda dapat menjadi petunjuk akan apa yang menjadi tujuan hidup Anda. Kebanyakan orang-orang yang berhasil adalah mereka yang melakukan apa yang mereka sukai. Mereka begitu antusias dan termotivasi oleh sensasi yang menyala di dalam diri mereka.
  5. Potensi, tujuan hidup kita biasanya dapat dicapai sesuai dengan potensi yang telah ditaruh Sang Pencipta di dalam diri kita. Artinya Anda tidak akan menjadi seekor burung kalau tidak diperlengkapi dengan sepasang sayap. Setiap kita pasti memiliki potensi, dan potensi yang diasah atau dilatih nantinya akan menjadi sebuah kompetensi. Untuk menemukan tujuan Anda mulai segera perhatikan potensi apa saja yang Anda miliki. Potensi juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau bakat alami Anda. Potensi seperti suatu perlengkapan yang telah ditaruh di dalam diri Anda untuk memenuhi tujuan. Mungkin ada begitu banyak kemampuan tersembunyi yang di dalam diri Anda yang tidak Anda sadari hanya karena tidak pernah mencobanya. Beberapa tes telah dikembangkan untuk penemuan potensi diri, Anda bisa gunakan itu sebagai alat bantu. Mulailah mencoba melakukan beberapa hal yang tidak pernah Anda kerjakan sebelumnya. Karena Anda tidak akan pernah mengetahui kemampuan Anda sebelum Anda mencobanya. Bila tidak berhasil anggap saja sebagai suatu percobaan dan bukan suatu kegagalan.
  6. Prestasi, dalam bidang apakah Anda seringkali menjadi unggul? Apa sajakah yang kalau Anda kerjakan cenderung lebih baik dari kebanyakan orang? Hal apakah yang Anda pernah kerjakan dan orang lain katakan bahwa Anda melakukannya dengan sangat baik? Intinya perhatikan prestasi-prestasi Anda. Tidak seorang pun unggul dalam segala bidang namun Anda bisa saja unggul dan berprestasi dalam area-area tertentu. Prestasi Anda akan menjadi bukti keunggulan potensi Anda.
  7. Situas, amati kembali perjalanan hidup Anda dan pikirkan bagaimana berbagai pengalaman dan situasi tersebut telah membentuk hidup Anda. Berbagai macam situasi yang telah Anda lalui dapat membawa Anda pada pemenuhan tujuan. Seseorang pernah berkata, "Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada Anda, melainkan apa yang Anda lakukan dengan apa yang terjadi pada Anda." Hal ini terbukti saat pengalaman hidup saya yang buruk ternyata dapat digunakan untuk menginspirasi banyak orang. Situasi juga berbicara mengenai siapa saja orang-orang yang ada disekeliling kita saat ini dan keadaan-keadaan apa yang sedang terjadi. Karena situasi-situasi yang ada dapat menjadi pintu yang terbuka bagi Anda untuk melangkah pada tujuan.
dari berbagai sumber

29 Nov 2011

Si Kreatif Mark Zuckerberg

Facebook telah menjadi situs jaringan sosial yang sangat diminati sekarang ini. Melalui situs tersebut, banyak orang-orang yang sudah lama tak berjumpa bisa kembali bersatu, mendapatkan jodoh, menjadi sarana promosi dan berjualan, tempat aktualisasi diri, bermain game, ataupun untuk tempat curhat. Karena itulah saat ini Facebook menjadi sangat popular dan hampir semua kalangan di berbagai belahan dunia ikut bergabung di dalamnya.
Awalnya Facebook ini sebenarnya dibuat oleh Mark Zuckerberg, mahasiswa Harvard University hanya untuk situs jaringan pertemanan terbatas pada kalangan kampus. Nama ini ia ambil dari buku Facebook, yaitu buku yang biasanya berisi daftar anggota komunitas dalam satu kampus. Hanya dalam jangka waktu relatif singkat-sekitar dua minggu-Facebook telah mampu menjaring dua per tiga lebih mahasiswa Harvard sebagai anggota tetap.
Mendapati Facebook mampu menjadi magnet yang kuat untuk menarik banyak orang bergabung, timbullah ide kreatif untuk menyeriusi situsnya itu. Bersama tiga rekannya kemudian mereka membuka keanggotaan Facebook untuk umum. Mark dan rekannya berhasil membuat Facebook jadi situs jaringan sosial yang segera melambung namanya, mengikuti trend Friendster yang juga berkembang kala itu.
Namun, agar memiliki nilai tambah, Mark mulai berpikir untuk mengolah Facebook dengan berbagai fitur tambahan. Justru kelebihan fitur inilah yang membuat Facebook makin digemari. Bayangkan, Ada 9.373 aplikasi yang terbagi dalam 22 kategori yang bisa dipakai untuk meramaikan halaman Facebook, mulai chat, game, pesan instan, sampai urusan politik dan berbagai hal lainnya. Hebatnya lagi, sifat keanggotaan situs ini sangat terbuka. Jadi, data yang dibuat tiap orang lebih jelas dibandingkan situs pertemanan lainnya. Hal ini yang membuat orang makin nyaman dengan Facebook untuk mencari teman, baik yang sudah dikenal ataupun mencari kenalan baru di berbagai belahan dunia.
Dengan berbagai keunggulan dan jumlah peminat yang luar biasa, tak heran Microsoft pun tertarik membeli sebagian saham Facebook dengan nilai ratusan juta dollar. Makanya dengan segera Mark kemudian dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari usaha dari pemikirannya yang kreatif. Niat Mark Zuckerberg untuk menyatukan komunitas kampusnya dalam sebuah jaringan ternyata berdampak besar. Hal ini telah mengantar ia menjadi miliarder muda di usia 23 tahun.
Ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua, bagaimana sebuah pemikiran kreatif dari seorang anak muda dapat menghasilkan suatu karya yang bernilai sangat tinggi. Berawal dari suatu niat baik ditambah dengan ketekunan dalam menggarap peluang telah melahirkan kesempatan yang mengubah hidup makin bermakna bagi Mark Zuckerber.

28 Nov 2011

Si Optimis Tukul Arwana

Melalui program Bukan Empat Mata yang disiarkan stasiun Trans 7 hampir tiap hari telah membuat Tukul Arwan menjadi sangat populer beberapa tahun terakhir ini. Tukul kini boleh jadi telah menjadi semacam ikon atau simbol orang desa yang mampu 'menaklukkan' kota. Pengakuannya sebagai orang kelahiran desa, dengan tingkah laku yang dibuat agak kampungan seakan-akan menjadi simbolisasi pencapaian sukses yang benar-benar dimulai dari bawah.
Perjuangannya untuk meraih sukses seperti sekarang tidak terjadi dalam semalam. Ia harus melalui berbagai proses kehidupan yang tidak mudah sehingga ia pernah berkata, "Saya sudah kenyang diremehkan, dicaci, dan dicibir. Saya jalan dari satu kampung ke kampung yang lain, dari satu panggung ke panggung yang lain. Dan inilah yang sekarang saya terima." Ia juga memiliki segudang pengalaman profesi dari mantan sopir omprengan, kru shooting video, sopir pribadi, sampai menjadi penyiar radio dan pelawak. Kunci pencapaian sukses yang utama pada dirinya adalah menikmati kelemahan dalam diri, dan mengubahnya menjadi berkah. "Makanya saya nikmati saja diolok-olok, dijelek-jelekkan, wong malah itu yang menghidupi saya sekarang."
Tukul juga pernah menyebut sejumlah nama selain istrinya, yang turut memberi andil pada suksesnya. Beberapa di antaranya yaitu Joko Dewo dan Tony Rastafara yang pertama kali mengajaknya melawak ke Jakarta. Ia juga menyebut Radio Humor SK dan kelompok lawak Srimulat sebagai prosesnya memperkaya materi lawakan. "Saya bisa mencapai ini semua berkat bantuan banyak orang juga," ujar pria yang kini sering mengundang beberapa orang yang dianggap berjasa pada karirnya, untuk ikut tampil di acara Bukan Empat Mata.
Dengan banyolan yang khas, tepuk tangan ala monyet, bahasa inggris yang kacau, kepolosan dan penampilan konyol yang menjadi ciri khasnya telah mengantarkan Tukul mencapai puncak karirnya. Dia pernah berkata bahwa, "Saya ini seperti pisau yang jelek tapi diasah terus sehingga bisa jadi tajam.
Pencapaian Tukul dari nol adalah sebuah gambaran bahwa setiap kita bagaimanapun juga tetap membutuhkan dukungan orang lain untuk mencapai sukses. Mungkin hal inilah yang membuat Tukul tak lupa diri sehingga perhatiannya kepada sesama rekan pelawak yang belum sukses juga sangat besar. Saat ini ia juga ingin merealisasikan sebuah program acara untuk mengakomodasi teman-teman pelawak yang belum berhasil. "Banyak pelawak yang potensial, namun belum terangkat. Saya yang sedang di puncak ingin mereka juga bisa berhasil." Selain itu, ia menyediakan satu rumah khusus untuk dijadikan tumpangan rekannya selama di Jakarta. Rumah yang dinamai Posko Ojo Lali itu juga dijadikan ajang tukar pikiran dan meramu ide kreatif lawakan.

27 Nov 2011

Si Imajinatif JK Rowling

Kalau Anda ke toko buku dan bertanya buku apa yang paling laris maka salah satu yang termasuk diantaranya pasti adalah novel Harry Potter. Sekarang ini siapa yang tak mengenal tokoh Harry Potter? Tokoh penyihir muda yang telah berhasil "menyihir" dunia hingga buku dan kisahnya mampu menghasilkan miliaran dolar Amerika bagi pengarangnya yang bernama Joanne Kathleen Rowling atau JK Rowling.
JK sejak kecil memang dikenal punya kebiasaan menulis. Bahkan, di usianya yang baru enam tahun ia sudah mengarang kisah yang berjudul Rabbit. Kebiasaan menulis JK terus berlanjut hingga ia dewasa dan ia pun juga dikenal suka menceritakan kisah-kisah karangannya kepada teman-temannya. Berkat buku Harry Potter yang kini telah menginjak seri ketujuh, JK Rowling mampu menjelma menjadi seorang penulis yang paling kaya di Inggris, dan bahkan di dunia. Tapi, siapa yang pernah menyangka kalau ibu dari tiga anak ini ternyata memulai semuanya dari nol. Bahkan pada awal menulis kisah Harry Potter, ia sempat mendapat santunan dari pemerintah Inggris, karena masuk dalam kategori sebagai orang miskin yang layak mendapat santunan.
Kenyataan sebenarnya adalah himpitan kemiskinanlah yang justru telah mengantar JK mampu menyelesaikan kisah Harry Potter pertamanya. Saat itu, ia mendapat ide menulis dalam sebuah perjalanan di kereta dari Manchester ke London. Dari perjalanan itu, entah mengapa tiba-tiba ia mendapat ide untuk memulai kisah Harry Potter yang diberinya judul Philosopher's Stone. Tentu, naskah itu tak langsung jadi. Selepas perceraian dari suami pertamanya, ia yang terpaksa harus hidup pas-pasan dengan ekonomi  yang sangat buruk akhirnya ia kemudian makin terpacu untuk menyelesaikan naskah itu.
Akhirnya, pada ttahun 1995 ia berhasil menyelesaikan buku pertamanya. Tapi, karena sangat miskin, ia terpaksa mengetik ulang naskah hingga beberapa rangkap dengan mesin ketik tua manual yang murah, hanya karena tak mampu membayar biaya fotokopi. Makanya dia pernah memberi komentar bahwa, "Anda mungkin tak pernah tahu, betapa menyedihkannya hidup tanpa uang sama sekali. Kecuali jika Anda sudah pernah mengalaminya, seperti yang aku alami." Atas dorongan untuk berjuang tetap hidup, maka ia pun lantas berusaha sekuat tenaga untuk menjual kisah tersebut. Tapi, layaknya penulis pemula lain, naskah itu pun mengalami penolakan berkali-kali dari berbagai penerbit. Untungnya ada seorang agen bernama Christopher, Bloomsbury mau menerbitkan kisah tersebut.
Keajaiban pun mulai terjadi layaknya sihir, buku yang sempat ditolak oleh berbagai penerbit itu justru laku sangat keras. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan atas karya tersebut. Kisah hidup JK pun mulai berubah drastis. Dari orang yang sangat miskin, hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun, ia mampu hidup berkelimpahan dari karya Harry Potter-nya itu. Namun, JK tak lupa diri. Keuntungan dari penjualan buku-bukunya ia sumbangkan pada sejumlah yayasan sosial, khususnya lembaga yang banyak melakukan penelitian tentang penyakit Multiple Sclerosis, sebuah penyakit yang sempat merenggut nyawa ibunya pada tahun 1990.
Semoga Menginspirasi kita juga

26 Nov 2011

Si Berbakat Jackie Chan

Jackie Chan adalah seorang aktor dengan segudang bakat dan serba bisa. Dia bisa main film kungfu, menyanyi, komedi, dan berbagai peran menantang lain. Hebatnya, untuk melakoni film-film action yang banyak adegan berbahaya, ia menolak menggunakan pemeran pengganti. Maka, tak jarang, cidera ringan hingga serius kerap dideritanya. Namun, itulah seorang Jackie Chan. Ia selalu berperan total dalam setiap pekerjaan yang dijalaninya.
Jackie Chan lahir dari pasangan keluarga miskin, Charles dan Lee-lee Chan pada 7 April 1954, Jackie rupanya memang terbiasa dilatih kungfu sejak kecil oleh ayahnya. Barangkali, inilah dasar utama yang membuat Jackie punya mental baja dalam menjalani setiap peran dalam kehidupannya. Menurut ayahnya, belajar kungfu dapat membangun karakter, kesabaran, kekuatan, dan keberanian, seperti yang dimiliki Jackie saat ini.
Sikap tersebut terbukti dalam perjalanan hidup Jackie kecil. Saat usianya baru menginjak tujuh tahun, ia sudah berpisah dengan orang tuanya yang pergi ke Australia untuk bekerja. Ketika itu, ia dititipkan untuk bersekolah di China Drama Academy. Di sekolah itulah, kemampuannya makin terasah, mulai dari ilmu beladiri, akrobat, menyanyi, dan akting. Selain itu, pola pengajaran di sekolah yang sangat keras, meski kadang membuatnya menderita, justru makin mengasah mentalnya.
Perjalanan karir Jackie penuh dengan tantangan. Awal karirnya banyak dilewatkan hanya dengan menjadi figuran atau stuntman. Hanya keberaniannya dalam memerankan adegan-adegan berbahaya yang membuat Jackie cepat dikenal dan banyak dipakai di beberapa film. Sayang, industri film di Hong Kong sempat surut. Ia akhirnya pindah ke Australia mengikuti orang tuanya yang sudah lama tinggal di sana. Tapi, ia tak betah lama di negeri Kanguru.
Jackie akhirnya kembali ke Hong Kong ketika ia mendapat tawaran bermain di sebuah film atas undangan Willie Chan, seorang pencari bakat. Meski kurang sukses, film berjudul: “New Fist of Fury” itu mulai mengangkat namanya. Setelah beberapa film tak sesuai harapan, akhirnya dua film, yaitu "Snake in Eagle's Shadow" dan “Drunken Master” melambungkan namanya hingga ke Asia dan akhirnya sampai ke Hollywood. Di sana, ia sempat membuat sejumlah film yang cukup laris, seperti Rumble in the Bronx, Rush Hour, dan Shanghai Noon.
Kini di puncak popularitas dan kesuksesannya ia tidak lupa diri akan masa lalunya yang juga pernah menderita. Karena itu, ia berkomitmen untuk memperbanyak aktivitas sosial. Salah satunya ditunjukkan ketika ia membantu dan mengunjungi Aceh pasca tsunami. Ia kini juga diangkat sebagai duta UNICEF dan UNAIDS, serta membuat beberapa yayasan untuk membantu orang yang membutuhkan, dari memberikan beasiswa, sampai pengobatan gratis. Jackie juga banyak berkeliling dunia untuk menjalankan misi perdamaiannya. Sungguh suatu kehidupan yang bermakna saat seseorang memiliki hati untuk peduli dan menolong sesama.
semoga menginspirasi kita juga

25 Nov 2011

SEMANGAT

Semangat bersifat tidak konsisten selalu akan berfluktuasi mengikuti pola pikiran dan suasana hati. Bila pola pikiran dan suasana hati tidak dalam kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi, maka semangat akan melemah; atau sebaliknya, bila kepercayaan diri dan motivasi sedang sangat tinggi, maka semangat akan memacu gairah untuk menjadi sangat luar biasa.
Bila tidak ada upaya yang sangat serius untuk merawat konsistensi semangat yang tinggi, maka sangat tidak mungkin setiap hari bisa hidup dalam semangat yang tinggi. Kadang-kadang, sehebat apapun motivasi seseorang dalam meraih tujuan hidupnya, pasti akan ada hari – hari yang membuat orang tersebut merasa kehilangan semangat. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran diri yang tinggi untuk menjaga dan merawat semangat. Termasuk, kesadaran untuk mencerdaskan emosional diri, agar diri selalu bisa membangkitkan semangatnya kembali melalui kekuatan perasaan positif.
Semangat yang konsisten dan tinggi akan memacu kekuatan diri untuk memperjuangkan hidup melalui visi, tujuan, target, dan rencana yang berkualitas. Semangat yang terlatih melalui kekuatan kecerdasan emosional akan menjadi semangat yang tangguh, tabah, sabar, kuat, dan penuh antusiasme dalam meraih impian. Semangat yang terpelihara dengan baik akan bekerja total untuk menghapus semua cobaan dan hambatan dalam menuju pencapaian yang diinginkan.
Walaupun banyak cobaan dan himpitan kehidupan datang untuk membuat semangat mundur, tapi semangat yang terlatih tidak akan diam, dia akan bergerak terus bersama gairah hidup untuk memperjuangkan harapan dan impian sampai terwujud.
Semangat diri perlu dilatih dan dirawat secara rutin, dan dilakukan setiap hari. Tidak boleh ada hari tanpa memperhatikan dan merawat semangat hidup. Bila satu hari saja Anda malas atau lalai memperhatikan kekuatan semangat Anda, maka secara perlahan-lahan perilaku malas dan lalai itu akan menjadi kebiasaan yang berakumulasi untuk membuat diri Anda selalu kekurangan semangat hidup.
By: DJAJENDRA

24 Nov 2011

MILIKI EMPATI KARENA SETIAP ORANG INGIN MEREKA DIDENGARKAN

“Ketika Anda Tidak Mampu Memahami Atau Mendengarkan Orang Lain, Maka Upaya Terbaik Yang Dapat Anda Lakukan Adalah Dengan Menyatukan Hati Dan Pikiran Anda Dengan Hati Dan Pikiran Orang Lain.” – Djajendra

Perbedaan pengalaman hidup, keyakinan, nilai, logika berpikir, persepsi, kepentingan, tujuan, dan niat yang berbeda telah menyebabkan emosi empati sulit berkembang untuk dapat memahami atau mendengarkan satu sama lain.
Dalam realitas pergaulan sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di rumah, setiap individu selalu ingin dirinya didengarkan, dan kebutuhannya dalam interaksi diperhatikan.
Kebutuhan terhadap emosi dan energi empati di dalam pergaulan sehari-hari, untuk membuat diri setiap orang saling terhubung secara positif, merupakan hal yang tidak dapat atau tidak boleh dihindari. Oleh karena itu, diperlukan niat dan tekad untuk membuat diri semakin terkoneksi secara emosional dan saling memahami satu sama lain.
Jangan pernah membiarkan setiap dari kita untuk selalu memiliki perbedaan secara terus-menerus. Sebab, perbedaan secara terus-menerus akan menyebabkan kesalahpahaman dalam setiap sudut pandang kehidupan; akan selalu menyuburkan perasaan berbeda di antara masing-masing hati; selalu akan mengarahkan pikiran dan perasaan untuk menciptakan konflik dalam setiap interaksi; selalu akan menghasilkan nilai moral kehidupan yang bertotal belakang; serta perasaan yang tidak pernah menyatu untuk dapat berempati satu sama lain.
Di tempat kerja, ketika Anda  benar-benar tulus mendengarkan orang lain dengan menggunakan kekuatan empati, untuk memahami apa yang mereka inginkan dan harapkan dari Anda, maka Anda akan dengan sangat mudah dapat membantu mereka menjadi lebih produktif dan lebih berkinerja.
Bila Anda terbiasa menggunakan kekuatan empati untuk memahami mengapa seseorang berperilaku tidak disiplin atau bertindak diluar kewajaran, maka Anda mungkin bisa belajar sesuatu dari perilaku tersebut untuk kemudian memperbaiki perilaku negatif dari orang tersebut.
Empati memungkinkan seseorang menjadi lebih disiplin, lebih mudah menerima tanggung jawab, dan lebih memahami atas konsekuensi perilaku. Sebab, empati membuat orang merasa dihargai, didengar, dan dihormati.
Dari pengalaman saya sebagai konsultan di banyak perusahaan dan organisasi, saya menemukan bahwa empati selalu menjadi missing link dalam komunikasi dan kolaborasi di tempat kerja. Kenapa? Karena semua orang diajari dan dilatih untuk tumbuh melalui kompetisi untuk menjadi yang terbaik, bukan untuk saling membantu dan saling memahami satu sama lain dalam kolaborasi kerja. Padahal, perusahaan dan organisasi itu hanya akan tumbuh menjadi lebih kuat dan berkinerja, saat setiap kekuatan sumber daya manusianya mau saling berkomunikasi, berkolaborasi, bersinergi, dan saling menyatukan sumber daya untuk menghasilkan prestasi dan kinerja terbaik.
Empati adalah sebuah pilihan yang paling unggul untuk membuat bakat dan potensi dari setiap keunggulan sumber daya manusia terhubung secara emosional. Lalu, membuat semua bakat dan potensi itu saling memperkuat melalui kolaborasi yang sempurna untuk dapat menghasilkan karya dan kinerja terbaik.
Di tempat kerja, manajemen seharusnya menjadi sangat cerdas menggunakan kekuatan empati untuk memperbaiki, merawat, dan menjembatani kesenjangan komunikasi, kualitas, dan kerja sama antara karyawan dengan karyawan, antara karyawan dengan pimpinan; agar semua tujuan dan rencana organisasi dapat dikerjakan secara sempurna.
By: Djajendra

23 Nov 2011

Menjadi Pemenang

Dah beberapa hari ini saya tidak ada posting diblog jadi kebetulan ini ada waktu dan sedikit inspirasi saya coba menuangkannya, mungkin rada-rada lucu tapi ya itulah. Bagi anda pembaca nikmati apa yang ada dan saya juga mencoba menikmatinnya walupun terasa kurang nikmat heheheheh…..

Dari sejak sel sperma dilepaskan maka sejak itu juga persaingan sudah dimulai dan sejak saat itu juga seorang pemenang akan terlahir. Dan itulah yang sampai saat ini masih terus kita selalu jalani dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam bidang apapun yang kita jalani pasti ada persaingan dan pasti ada keluar seorang pemenang. Sebagai contoh sering ketika kita masuk sekolah, jelas kita lihat ada persaingan untuk menjadi yag terbaik dalam kelas tersebut.

Ya secara alami hal ini akan terus terjadi dalam kehidupan kita. Dan ada satu hal yang saya rasa sangat penting menjadi bahan pembelajaran buat saya dan mungkin untuk Anda juga, bahwa menjadi seorang pemenang bukan sesuatu hal yang instan dan bukan sesuatu hal yang gampang untuk kita raih.
Namun untuk sampai menjadi seorang pemenang banyak hal yang harus kita siapkan, dan saya rasa yang paling penting dan mendasar adalah “Mental”, mental menjadi juara itu menjadi suatu hal yang sangat penting karena itu yang akan membawa kita kepada kemenangan sejati.

Mental juara adalah kesiapa jiwa dan raga dalam meraih yang terbaik dan hasil yang terbaik dengan usaha yang terbaik dari kita. (maaf kalau mungkin menurut Anda salah tapi ini benar-benar yang saya rasakan hehehehe). Artinya secara sederhana memiliki pikiran yang sehat dan tubuh yang sehat, karena slogan itu mungkin kita sering dengar dulu waktu kita sekolah, “dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat” tapi kalau dilihat pada kenyataanya sekarang justru terbalik. Ya itu analisa saya mungkin Anda berbeda, tapi saya tetap hanya melihat kenyataan justru orang yang sakit yang punya pikiran yang sehat saya liat, bahkan orang yang punya tubuh yang sehat yang sering melakukan penipuan, pembunuhan dan bahkan penyakit yang kronis di Negara kita ini korupsi, bisa kita lihat mukanya sering di TV sangat sehat tapi pikirannya yang tidak sehat heheheheh.

Bah kok jadi ngaur pembicaraan kita ini heheheheheh…..
Ya kita kembali ke menjadi pemenang tadi, bahwa untuk menjadi pemenang ada satu hal yang perlu kita miliki yaitu mental pemenang, jadi pertannyaannya untuk memliki mental pemenang apa yang harus kita lakukan?

Ya kalau secara bodoh-bodohnya saya akan menjawab seperti ini “Isi dan latih pikiran Anda dengan hal-hal yang membuat Anda siap menjadi pemenang” tapi biasanya buat orang yang pintar ini bukan jawaban tapi karena saya juga masih dalam tahap belajar ya sudah saya berikan kebebasan sepenuhnnya untuk Anda-anda menemukan caranya sendiri yang sesuai dengan diri Anda untuk memiliki mental pemenang.

Catatan ini terinspirasi dari pertandingan sepak bola antara Indonesia Vs Malaysia, dimana Indonesia harus mengakui keunggulan tim Malaysia dengan adu pinalti dan dari situ bisa saya lihat bahwa mental juara tim Malaysia lebih kuat dari pada tim garuda muda kita. Ya saya hanya mengamati dan menuliskan apa yang terlintas dipikiran saya, dan mungkin Anda punya pikiran lain dan itu merupakan sesuatu hal yang wajar dan itu juga yang menandakan bahwa kita masih manusia biasa, yang tidak lepas dari kesalahan.

Semoga bisa menginspirasi kita juga semua… 

16 Nov 2011

KECERDASAN EMOSI


Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari,1995)

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :
1.     Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
2.    Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
3.    Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
4.    Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
5.    Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih
6.    Terkejut : terkesiap, terkejut
7.    Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
8.    malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

Pengertian kecerdasan emosional
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai : “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” (Shapiro, 1998:8).
Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. (Shapiro, 1998-10).
Sebuah model pelopor lain yentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000 :180).

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari :”kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.” (Goleman, 2002 : 52).
Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi itu mencakup “kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.” Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”. (Goleman, 2002 : 53).
Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey (Goleman, 200:57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :
Ø  Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.
Ø  Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

Ø  Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

Ø  Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
Ø  Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.
Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.
Goleman, Daniel. (2004). Emitional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ). Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel, Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000
Gottman, John, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.